MAKALAH
PAHAM-PAHAM
BARU YANG MEMENGARUHI KESADARAN DAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA
PELAJARAN SEJARAH
OLEH
KELAS
XI IPS 3
KELOMPOK
1
1.
AGUS SETIYANDI
2.
MIRNAWATI
3.
OCTOVIANI
4.
JELLY
5.
SUSIAWATI
KUSUMA DEWI
6.
WAHYU ANDINI
SMA NEGERI 1 KUNDUR
T.A. 2012-2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat taufik dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Paham-Paham Baru
yang Memengaruhi Kesadaran dan Pergerakan Baangsa Indonesia”. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada guru bidang studi sejarah, yaitu Bapak
Syafrizalman, S.Pd, juga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan
partisipasi, baik moril maupun materil dalam pembuatan makalah ini.
Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran sejarah. Selain itu, makalah ini
juga dibuat sebagai suatu kajian terhadap pemahaman pembaca mengenai paham-paham baru menuju pergerakan Indonesia,
dengan materi antara lain kemunculan
Nasionalisme di Indonesia, perwujudan paham dalam arti Liberalisme, latar
belakang dan penganjur sosialisme, kondisi yang memengaruhi terciptanya
demokrasi, dan arti mengenai paham Pan-Islamisme.
Penulis
juga menyadari bahwa didalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan.
Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak” yang berarti bahwa sesuatu
itu tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan
masukan dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Tanjungbatu, April
2013
Penulis,
Kelompok
1
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 1
1.4 Manfaat....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kemunculan Nasionalisme di Indonesia........................................................ 3
2.2 Perwujudan Paham Dalam Arti Liberalisme.................................................. 5
2.3 Latar Belakang dan Penganjur Sosialisme..................................................... 6
2.4 Kondiri yang Memengaruhi Terciptanya Demokrasi...................................... 6
2.5 Arti Mengenai Paham Pan-Islamisme........................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 9
3.2 Saran.......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu alasan mengapa kolonialisme dan
imperialisme sangat kuat berada di tanah
jajahan adalah karena alasan
perdagangan. Disamping agar penjajah bisa mengeruk kekayaan negara terjajah,
juga mereka ingin menjadikan negara jajahan sebagai tempat pemasaran bagi
hasil-hasil produksi industri yang dikerjakan di negerinya. Sikap-sikap
ekspansif seperti inilah yang mendorong bangsa Spanyol, Portugis, Belanda,
Inggris, dan Rusia untuk melakukan penjajahan. Namun, setelah bertahun-tahun bahkan
berabad-abad dilanda oleh
penindasan, pemerasan, perampokan, pemerkosaan hak atas hidup secara materil
dan moril, bangsa-bangsa terjajah serentak mereka bangun.
Bangsa-bangsa terjajah di Asia, Afrika dan Amerika tampil memekik ”merdeka”
”Usir bangsa kolonis dan imperialis dari negeri kita!” Mengapa mereka berontak
setelah sekian abad seolah-olah terlelap dalam seribu kepahitan yang
melilitnya? Ada sejumlah alasan yang bisa dikemukakan. Tetapi yang jelas bahwa
dasar dari seluruh gerakan nasionalisme dan pergerakan kemerdekaan di
negeri-negeri terjajah itu karena pengaruh langsung dan tidak langsung dari beberapa paham baru yang
berkembang di Eropa dan menyebar ke negeri-negeri jajahan.
Pada modul ini, kita akan membahas faham-faham baru tersebut seperti
Nasionalisme, Liberalisme, Demokrasi, Sosialisme dan Pan-Islamisme.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1.2.1
Bagaimana
kemunculan Nasionalisme di Indonesia?
1.2.2
Bagaimana
perwujudan paham dalam arti Liberalisme?
1.2.3
Apa
latar belakang dan penganjur sosialisme?
1.2.4
Apa
saja kondiri yang memengaruhi terciptanya demokrasi?
1.2.5
Bagaimana
arti mengenai paham Pan-Islamisme?
1.3 Tujuan
Berdasarkan
permasalahan diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1.3.1
Mendeskripsikan kemunculan Nasionalisme di Indonesia
1.3.2
Mendeskripsikan perwujudan paham dalam arti Liberalisme
1.3.3
Mendeskripsikan latar belakang dan penganjur sosialisme
1.3.4
Mendeskripsikan kondisi yang memengaruhi terciptanya demokrasi
1.3.5
Mendeskripsikan arti mengenai paham Pan-Islamisme
1.4 Manfaat
Makalah
ini memiliki manfaat sebagai berikut.
1.4.1
Bagi siswa, makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan pembelajaran untuk mengetahui paham-paham baru yang memengaruhi kesadaran dan
pergerakan bangsa Indonesia.
1.4.2
Bagi guru, makalah ini dapat digunakan
sebagai sumber bahan tambahan dalam proses belajar mengajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Kemunculan Nasionalisme di
Indonesia
Nasionalisme adalah paham
yang memandang bahwa kelompok-kelompok di suatu bangsa memiliki kesamaan
budaya, bahasa, wilayah, cita-cita dan tujuan.
Tokoh nasionalisme adalah Joseph Ernest Renan, Otto Bpuer, Hans Kohn, dan
Louis Sneyde. Hans Kohn berpendapat nasionalisme adalah kesetiaan tertinggi
individu yang diserahkan kepada bangsa dan negaranya. Munculnya nasionalisme
dipengaruhi oleh:
1) Magna Charta 1215 di Inggris yang kemudian menjadi akar demokrasi,
2) Adanya
Piagam Bill of Right 1689 di Inggris
3) Revolusi Prancis yang menumbuhkan demokrasi dan nasionalisme yang tercermin dalam semboyan Revolusi “Liberte, Egalite, Fraternite”
yang berkembang diseluruh Eropa.
4) Pengaruh pemikiran dari Renaissance.
Sejak abad 19 dan abad 20
muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Asia Afrika khususnya Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya
nasionalisme :
1) Faktor dari dalam (internal)
a. Kenangan kejayaan masa lampau
Bangsa-bangsa Asia dan
Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan berkembangnya
imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan Persia
pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Kejayaan
masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi
Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan
kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa
Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh nusantara, sedangkan masa
Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.
b.
Perasaan senasib dan
sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa penjajahan
Penjajahan yang dilakukan
oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrikamengakibatkan mereka
hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat.
c.
Munculnya golongan
cendekiawan
Perkembangan pendidikan
menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari pendidikan barat
maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka
menjadi penggerak dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional
Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.
d.
Paham nasionalisme yang berkembang dalam
bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan
Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat
pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia.
Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing.
Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan
kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan budaya
bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di Indonesia.
Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan
kebudayaan asli bangsa Indonesia.
2) Faktor dari luar (eksternal)
a.
Kemenangan Jepang atas
Rusia (1905)
1904-1905 Jepang melawan
Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan Rusia. Hal ini dikarenakan,
modernisasi yang dilakukan jepang yang telah membawa kemajuan pesat dalam
berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan kekuatan yang
dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia melanjutkan ke
Manchuria dan beberapa daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang melawan
Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika mulai
bangkit melawan bangsa asing di negerinya.
b.
Perkembangan Nasionalisme
di Berbagai Negara
a)
Pergerakan Kebangsaan
India
India untuk menghadapi
Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All India National
Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G. Tilak,dsb.
Mahatma Gandhi memiliki dasar perjuangan :
1.
Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan
2.
Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka
tetapi masuk kantor atau pabrik
3.
Satyagraha merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan
pemerintah kolonial Inggris.
4.
Swadesi merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri
sendiri
Selain itu adanya
pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore
b)
Gerakan Kebangsaan
Filipina
Digerakkan oleh Jose Rizal
dengan tujuan untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol di Wilayah Filipina. Jose
ditangkap tanggal 30 September 1896 dijatuhihukuman mati. Akhirnya dilanjutkan
Emilio Aquinaldo yang berhasil memproklamasikan kemerdekaan Filipina tanggal 12
Juni 1898 tetapi Amerika Serikat berhasil menguasai Filipina dari kemerdekaan
baru diberikan Amerika Serikat pada 4 Juli 1946.
c)
Gerakan Nasionalis Rakyat
Cina
Gerakan ini dipimpin oleh
Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam segala sektor kehidupan
bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar gerakan San
Min Chu I:
a.
Republik Cina adalah suatu
negara nasional Cina
b.
Pemerintah Cina disusun
atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di tanggan rakyat)
c.
Pemerintah Cina
mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.
Apa yang dilakukan oleh
Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan rakyat
Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik Nasionalis Cina (1911)
d.
Pergerakan Turki Muda
(1908)
Dipimpin oleh Mustafa
Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di segala sektor kehidupan
masyarakatnya. Ia ingin agar dapat mengembangkan negerinya menjadi negara
modern. Gerakan Turki Muda ini banyak mempengaruhi munculnya pergerakan
nasional di Indonesia.
e.
Pergerakan Nasionalisme
Mesir
Dipimpin oleh Arabi Pasha
(1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris
atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir yang dikemukakan oleh
Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-organisasi keagamaan di
Indonesia seperti Muhammaddiyah.
Intinya dengan gerakan
kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain termasuk
Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan
kolonialisme di Negaranya.
c.
Munculnya Paham-paham baru
Munculnya paham-paham baru
di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi dan pan
islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di
Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan
ideologi-ideologi (paham) pada organisasi pergerakan nasional yang ada di
Indonesia.
2.2 Perwujudan Paham dalam Arti Liberalisme
Paham liberalisme
merupakan paham yang mengutamakan kebebasan dan kemerdekaan individu.
Dalam bidang ekonomi dituntut adanya ekonomi bebas tanpa campur tangan
pemerintah dan dalammenentukan kebutuhan adalah hak milik swasta. Sebagai
pahlawan liberalisme adalah ekonomi dari Inggris,
Adam Smith dalam bukunya ”Wealth of Nation”1776. Pendapatnya,
kesejahteraan umum dapat dicapai Apabila diberikan kebebasan kepada setiap
individu untuk berusaha tanpa campur tangan dari pihak pemerintah.
Perwujudan liberalisme dalam berbagai bentuk,
Politik, Terbentuknya parlemen
sebagai lembaga pemerintahan rakyat, tempat rakyat menyalurkan hak-hak
politiknya.
Ekonomi, Adanya kebebasan berusaha
seluas-luasnya bai kalaaaga swasta, dan pemerintah dilarang campur taaga dalam
urusa ekonomi, persaingan bebas.
Agama, Adanya pandangan bahwa
agama adalah urusan pribadi seseorang. Pihak lain dilarang untuk mencampurinya,
sebab urusan agama adalah urusan menyangkut urusan individu dengan Tuhan.
Pers dan Sastra, Adanya kebebasan bai
setiap orang untuk mengeluarka pendapat daa tulisannya baik melalui tulisan
maupun lisan.
2.3
Latar Belakang dan Penganjur Sosialisme
Sosialisme muncul sebagai paham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad
ke-18 dan awal abad ke-19 M di Eropa.
Sosialisme, seperti telah dikemukakan, mula-mula muncul sebagai sebagai reaksi
terhadap kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah sistem kapitalisme liberal
yang tamak dan murtad. Kondisi buruk terutama dialami kaum pekerja atau buruh
yang bekerja di pabrik-pabrik dan pusat-pusat sarana produksi dan transportasi.
Sejumlah kaum cendekiawan muncul untuk membela hak-hak kaum buruh dan
menyerukan persamaan hak bagi semua lapisan, golongan dan kelas masyarakat
dalam menikmati kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran. Mereka menginginkan
pembagian keadilan dalam ekonomi Di antara tokoh-tokoh awal penganjur
sosialisme dapat disebut antara lain: St. Simon (1769-1873), Fourisee
(1770-1837) , Robert Owen (1771-1858) dan Louise Blane (1813-1882). Setelah itu
baru muncul tokoh-tokoh seperti Proudhon, Marx, Engels, Bakunin dan lain
sebagainya.
St. Simon dipandang sebagai
bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang menyerukan perlunya
sarana-sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah/negara. Gagasannya
merupakan benih awal lahirnya sistem Kapitalisme Negara (state capitalism).
2.4
Kondisi
yag Memengaruhi Terciptanya Demokrasi
Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan yang mengakui
hak segenap anggota masyarakat untuk ikut memengaruhi keputusan politik baik
langsung atau tidak langsung. Kondisi yang memengaruhi terciptanya demokrasi
adalah:
1) Adanya kesepakatan bersama dalam masalah yang fundamental
2) Upaya yang memungkinkan kebebasan politik tumbuh di tengah
negara
Demokrasi mula-mula diterapkan di Yunani Kuno yakni demokrasi langsung,
kemudian berkembang ke negara Eropa lainnya kemudian juga ke Indonesia. Jenis
demokrasi ada 4, yaitu:
1)
Demokrasi parlementer
2)
Demokrasi pemisahan kekuasaan
3) Demokrai presidensial
4) Demokrasi melalui referendum
Seorang cendekiawan dari Inggris yang memperjuangkan demokrasi adalah Jihn
Locke 1632-1704, dalam bukunya berjudul ”Two Treaties on Government”, John
Locke membenarkan perjuangan rakyat Inggris menentang kekuasaan mutlak raja.
Menurut John Locke pemerintah hanyalah alat yang dibentuk untuk menjamin
kepentingan rakyat terhadap politis, mencakup hak individu, hak politik, hak
atas kebebasan, dan hak milik. Demokrasi merupakan hal yang dinamis maju, sebab
negara selain mengurus kepentingan bersama juga bertanggung jawab atas
kesejahteraan rakyatnya. Dalam demokrasi menuntut adanya:
1)
UUD
2)
Pemilu
3)
Kemerdekaan pers
4)
Kemerdekaan berbicara,
berkumpul, dan mengemukakan pendapat
5)
Kebebasan beragama.
2.5 Arti
Mengenai Paham Pan-Islamisme
Pan-Islamisme merupakan
sebuah faham yang dirumuskan oleh tokoh Islam Jamaluddin Al-Afghani dari
Afghanistan pada akhir abad ke-19. Pada dasarnya, pan-islamisme merupakan
sebuah cita-cita manifestasi dari prinsip-prinsip Islam mengenai pentingnya
persatuan dan kesatuan antara umat Islam di seluruh dunia, atau lazim disebut
dengan istilah al-wahdah al-Islamiyyah atau al-ittihad
al Islamiyyah. Prinsip tersebut melihat bahwa umat Islam merupakan
sebuah entitas yang utuh dan universal dari seluruh penjuru dunia, tanpa
kecuali. Persatuan Islam yang dicanangkan oleh paham pan-islamisme ini
mengeliminasi adanya perbedaan bahasa, etnis, atau bidaya yang terdapat di
dalam masyarakat Islam di seluruh dunia. Akan tetapi, cita-cita dari paham
pan-islamisme untuk mewujudkan sebuah al-jama’ah al-Islamiyyah (persatuan
umat Islam) mendapat halangan. Hal itu karena pada akhir abad ke-19 dan awal
abad ke-20, negara-negara Islam atau negara-negara yang mayoritas berpenduduk
umat Islam sedang dilanda bencana kolonialisme dan imperialisme dari
bangsa-bangsa Barat.
Paham tentang penyatuan dunia Islam yang menjadi inti dari pan-Islamisme,
menjadi lebih tegas pada pemikiran Jamaluddin Al Afghani. Ide Pan-Islamisme
erat
kaitannya dengan kondisi abad ke-19. pada abad ini terjadi kemunduran di
negara Islam, sebaliknya di negara Barat terjadi kemajuan disertai pengembangan
kekuasaan (penjajahan). Jamaluddin melihat penjajahan terhadap negara Islam ini
harus dilawan apabila mereka bersatu. Contoh campur tangan Inggris di
Afghanistan, Mesir, Irak, dan Iran. Hal ini menambah keyakinan bahwa Islam
harus bersatu, upaya penyatuan dunia Islam ini disebut Pan-Islamisme. Pan
Islamisme sebagai ide telah memperoleh dukungan hampir semua pemimpin Islam
tokoh intelektual. Pan-Islamisme memberi inspirasi bagi negeri-negeri Islam
untuk mengadakan gerakan nasional bagi negaranya dalam melawan penjajahan
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karena adanya faktor pendukung tersebut maka di Indonesiapun mulai muncul semangat nasionalisme. Semangat
nasionalisme ini digunakan sebagai ideologi/paham bagi organisasi pergerakan
nasional yang ada.
Dengan Nasionalisme dijadikan sebagai ideologi maka akan menunjukkan bahwa
suatu bangsa memiliki kesamaan budaya, bahasa, wilayah serta tujuan dan
cita-cita. Sehingga akan merasakan adanya sebuah kesetiaan yang mendalam
terhadap kelompok bangsa tersebut.
3.2 Saran
Diharapkan,
dengan adanya paham-paham baru tersebut yang meliputi Nasionalisme,
Liberalisme, Sosialisme, Demokrasi, dan Pan-Islamisme bangsa Indonesia dapat
merubah menjadi bangsa yang maju.
DAFTAR
PUSTAKA
Alfian, Magdalia. 2007.
Sejarah untuk SMA dan MA Kelas XI Program
Ilmu Pengetahuan Sosial; Erlangga.
Widiastuti, Sri dan
Ismawati Nursiwi. KTSP 2006. LKS Sejarah
untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Sosial; Viva Pakarindo
Lain-lain :